Entry sebelum boleh baca di SINI...
Hari ini adalah hari terakhir kami di Kota Padang...
Kami bangun solat subuh dan berkemas apa yang patut...
Kami bangun solat subuh dan berkemas apa yang patut...
Matahari kat Kota Padang ni cepat terbit... Cahaya dan haba panas sudah menembusi bilik kami... Al-maklum Hotel Hang Tuah yang kami stay ini berdekatan dengan laut...
Hotel tak ada sediakan breakfast... Jadi.. Kami perlu cari kedai makan berhampiran jika ada...
Plan kami pagi ini adalah untuk bersiar2 sekitar hotel... Ada beberapa attraction yang menarik untuk dikunjungi...
Sebelum keluar... Kami sempat confirmkan sekali lagi tentang airport shuttle untuk ke Airport nanti...
Lepas confirmkan Airport Shuttle... Si HH tanya kat receptionist tentang arah lokasi Taman Budaya "Arah mana yaa Taman Budaya?"... Si receptionist tu boleh jawap "Ohhh! Itu sangat jauh embakk... Harus naik Angkutan... Enggak boleh jalan kaki"...
Naik Angkotan Abahhhhh kawww laaa! Agak2 lah kalu nak kencing pon... Jauh jadahnyeee! Aku tengok dalam map boleh jalan kaki je...
Malas aku nak layan orang bongok nih... Lain ditanya lain dia jawap... Bercakap dengan pekerja Hotel Hang Tuah ni macam bercakap dengan dinding... Dari sejak semalam tak abis2 menyakitkan hati...
Pe2 hal I'ouls pegi berak dulu kat bawah... He He He...
Jamban kat bawah je bersih... Jamban kat bilik aku tersumbat dan menjijikkan... Boleh refer entry aku kat SINI...
Pe2 hal I'ouls pegi berak dulu kat bawah... He He He...
Jamban kat bawah je bersih... Jamban kat bilik aku tersumbat dan menjijikkan... Boleh refer entry aku kat SINI...
Kami keluar ikut haluan sendiri... Malas dah nak tanya sesiapa...
Angkotan memang banyak menyapa kami setiap saat... Malas nak berdrama dengan Angkotan... Cukup lah... Aku dah penat...
Angkotan memang banyak menyapa kami setiap saat... Malas nak berdrama dengan Angkotan... Cukup lah... Aku dah penat...
Kalu nak ke Ramayana... Silalah ikut arah kiri dari pintu pagar Hotel Hang Tuah ini ek...
Kalu nak ke Taman Budaya ikut arah kanan... Easy!
Dalam perjalanan menuju ke Taman Budaya... Tetiba kami nampak bangunan ini diseberang jalan... Jom kita lintas!
Kebetulan... Waktu kami sampai kat Museum tu adalah jam 08:00... Museum tu baru bukak... So... Kami lah jadi pengunjung yang pertama jejak museum tu hari ini...
Kereta ini remuk bukan sebab kemalangan jalanraya ek.. Tapi sebab kesan gempa bumi yang pernah melanda Kota Padang...
Kereta ini remuk bukan sebab kemalangan jalanraya ek.. Tapi sebab kesan gempa bumi yang pernah melanda Kota Padang...
Jom kita masuk...
Museum Gempa Dan Bencana ini terletak di Tingkat 1....
Nak masuk ke Museum Gempa Dan Bencana ni Free ek... Tak kena bayar...
Pakcik penjaga museum ni layan kami dengan baik...
Di sinilah segala peristiwa diceritakan semula..
Mangsa yang terkorban...
Puisi..
Nampak tak gambar bukit tu? Ada satu kumpulan lebih kurang 50 orang buat pesta kat atas bukit tu.. Tak pastilah pesta apa... Semuanya mati jadi mangsa gempa bumi...
Operasi mencari mangsa...
Dasyat kan? Macam nak kiamat!
Pasaraya pon turun menerima kesannya...
Bumbung Minangkabau patah...
Rumah gelongsor..
Hotel Ambacang adalah hotel yang paling teruk terkena kesan gempa bumi di Kota Padang sekitar tahun 2009... Beratus pengunjung mati... Hotel Ambacang telah dibina semula di tapak yang sama dengan nama baru iaitu The Axana Hotel... Berhantu tak? Try lah tido situ... He He He...
Silalah scroll layar hitam di bawah ini untuk mengikuti cerita mangsa yang terselamat dari kejadian Gempa Bumi di Kota Padang ini ek... Gambar dan bahan cerita aku salin semula untuk tatapan para pembaca semua...
Silalah layannnnnnn!
Ma
Nova Vitri Hasan
Selamat dari Hotel Ambacang
NOVA VITRI (saat itu 27th) alumnus Univ, Bung Hatta, berasal dari Bawan, Kecamatan IV Nagari - Lubuk Basung, Agam. Sekitar jam 17:00 tgl 30-09-2009 itu bersama temannya (Fatima Erida 40, isteri Walinagari Bawan) check in di Hotel Ambacang untuk mengikuti seminar Prudensial.
Baru beberapa menit di Lantai 3 hotel, gempa dahsyat itu pun tiba. Semua terguncang, mereka bertumbagan. Lampu mati, bumi bergelombang, hotel runtuh. Nova berlari ke Lantai 2. Di tengah teriakan 'Allahukabar' tiba-tiba lantai amblas, ada dua tiga kali gemuruh seperti menimpa lantai di bawahnya. Kemudian pekik pingkau bersahutan.
Dia bertindih dua lelaki. Ada yang berusaha merangkak ke atas melalui puing. Lalu ada cahaya masuk. Tiba-tiba seorang lelaki misterius menariknya ke atas. Setiba di atas lelaki itu menunjukan jalan keluar padanya. Dengan memecah kaca jendela, entah siapa yang memecahkan, dia tiba di luar, di atap hotel yang ambruk itu.
Fitma ditemukan mayatnya empat hari kemudian.
(Sumber: Buku Gempa Dahsyat Sumatera Barat)
Baru beberapa menit di Lantai 3 hotel, gempa dahsyat itu pun tiba. Semua terguncang, mereka bertumbagan. Lampu mati, bumi bergelombang, hotel runtuh. Nova berlari ke Lantai 2. Di tengah teriakan 'Allahukabar' tiba-tiba lantai amblas, ada dua tiga kali gemuruh seperti menimpa lantai di bawahnya. Kemudian pekik pingkau bersahutan.
Dia bertindih dua lelaki. Ada yang berusaha merangkak ke atas melalui puing. Lalu ada cahaya masuk. Tiba-tiba seorang lelaki misterius menariknya ke atas. Setiba di atas lelaki itu menunjukan jalan keluar padanya. Dengan memecah kaca jendela, entah siapa yang memecahkan, dia tiba di luar, di atap hotel yang ambruk itu.
Fitma ditemukan mayatnya empat hari kemudian.
(Sumber: Buku Gempa Dahsyat Sumatera Barat)
Mangsa II :
Ma
Di Gedung Telkom
Ramlan Menggergaji Kakinya
Ramlan Menggergaji Kakinya
RAMLAN (saat itu 18 tahun) dan empat temannya, saat gempa dahsyat Rabu 30 Sept. 2009 sebagai buruh bangunan sedang istirahat di Lantai 6 Gedung Telkom di kawasan Padang Baru. Runtuhan dinding menghimpit kakinya. Agar segera bisa keluar, dia menggapai cangkul, memotong kakinya dengan cangkul tersebut. Gagal. Dia raih obeng, menusuk-nusuknya agar putus. Gagal. Akhirnya dia mendapat gergaji, lalu dia gergaji kakinya agar putus. Sakitnya Allahurobbi. Dia menjerit. Jeritannya didengar Herman kawannya yang segera mencarinya.
Setelah bertemu Ramlan terlihat mandi darah. Herman berusaha menariknya, tak bisa. "Potong saja kaki saya dengan gergaji, Man.." ujarnya menggigil menahan sakit. Herman tak punya pilihan lain, dia gergaji kaki Ramlan di tengah pekik kesakitan, muncaratan darah dan guncangan gempa. Setelah keluar tertatih-tatih, Herman melarikan Ramlan ke RS Yos Sudarso. Kini dia sudah kembali ke rumah ayah bundanya di Purwakarta, Jawa Barat.
(Sumber: Buku Gempa Dahsyat Sumatera Barat)
Mangsa III :
Ma
Uci Rafika Wulan Sari
40 Jam terperangkap Di Prayoga
40 Jam terperangkap Di Prayoga
UCI RAFIKA WULAN SARI, M.Pd (saat itu 25 th) adalah dosen STBA Prayoga Padang. Isteri Tomi Erwinsyah ini hari itu sedang mengajar di sana. Begitu gedung terguncang, dia dan mahasiswanya berhamuran lari ke Lantai 2. Namun saat itulah gedung itu runtuh, ambruk. Mereka jatuh berhimpitan dalam gelap dan debu serta pekik ketakutan. Kakinya terasa sakit luar biasa dan tak bisa digerakkan.
Sejak saat itu, dalam ketakutan yang amat sangat dia memulai perjuangan untuk tetap hidup selama puluhan jam. Salah seorang mahasiswa bernama Sari, adalah yang dia ketahui masih hidup bersamanya dia dalam reruntuhan beton dan kegelapan tiada tara itu.
Detik demi detik di tengah himpitan belasan mayat mahasiswa, mereka lalui dengan harapan, doa dan ketakutan tak bertepi. Dalam doanya dia selalu ingat suami dan anaknya yang cuma seorang. Makjizat Allah itu datang setelah 40 jam mereka tertimbun reruntuhan. Pada pukul 17:00 WIB, persis hampir sama waktunya dengan terjadinya gempa 3 hari sebelumnya. Tim Evakuasi menemukan dan menarik mereka ke luar.
Dia dilarikan ke RS Tentara Gantiang dan dirawat di sana. Ternyata kakinya yang terasa sakit waktu jatuh dan terperangkap dalam reruntuhan itu tertimpa dinding batu. Akibatnya baru diamputasi. Kini ibu dari Fakih Afgani (15 th), yang sudah kehilangan dua kakinya itu, bersyukur diberi kesempatan kedua oleh Allah.
(Sumber: Buku Gempa Dahsyat Sumatera Barat)
Sejak saat itu, dalam ketakutan yang amat sangat dia memulai perjuangan untuk tetap hidup selama puluhan jam. Salah seorang mahasiswa bernama Sari, adalah yang dia ketahui masih hidup bersamanya dia dalam reruntuhan beton dan kegelapan tiada tara itu.
Detik demi detik di tengah himpitan belasan mayat mahasiswa, mereka lalui dengan harapan, doa dan ketakutan tak bertepi. Dalam doanya dia selalu ingat suami dan anaknya yang cuma seorang. Makjizat Allah itu datang setelah 40 jam mereka tertimbun reruntuhan. Pada pukul 17:00 WIB, persis hampir sama waktunya dengan terjadinya gempa 3 hari sebelumnya. Tim Evakuasi menemukan dan menarik mereka ke luar.
Dia dilarikan ke RS Tentara Gantiang dan dirawat di sana. Ternyata kakinya yang terasa sakit waktu jatuh dan terperangkap dalam reruntuhan itu tertimpa dinding batu. Akibatnya baru diamputasi. Kini ibu dari Fakih Afgani (15 th), yang sudah kehilangan dua kakinya itu, bersyukur diberi kesempatan kedua oleh Allah.
(Sumber: Buku Gempa Dahsyat Sumatera Barat)
Minahkumari melaporkan dari Museum Gempa dan Bencana... Sorry I lupa nak pakai sari ini hari... He He He...
BERSAMBUNG...
Ooo aku xtau plk padang pun ada museum gini...klo x, mesti terjah dh...hehe
ReplyDeleteTak pe next time boleh terjah... He He He..
Deletenice place.....suka saya
ReplyDelete:-)
Deleteuntunglahh SS pegi indon jadi model. hahhaha :P
ReplyDeleteModel kereta kemik.. He He He...
Deleteal-fatihah untuk para mangsa..pergh, yang potong kaki tu memang dahsyat.macam filem omputih da..
ReplyDeleteCiter omputih mana satu? Scary Movie kaaa? He He He...
Deleteala, yang kat gunung salji tu..127 hours ke..berapa hours entah, lupa kira
DeleteManaaaaa manaaaaaa? Hi hi hi...
Deleteohhh... yang 127 hours tu.. luna tengok gak movie tu... sampai minum urine untuk hidup... cite tu based on real story katenye...
Deletemacam muzium perang di vietnam..
ReplyDeleteMuseum perang Vietnam tu pasal mangsa2 perang... SS pernah ke situ... Ada jugak laa galery macam museum gempa ni...
DeleteMinah recep tolong promote angkotan.. Sekangkang monyet pun nk soh naik angkotan.., pusing satu round br sampai tempat yg dituju... Yg potong kaki tu ngeri tol.,,
ReplyDeleteItu yang dinamakan bodoh tanpa sempadan...
DeletePart potong kaki tu... Adesss...
Deleteishhh seriaunya kes gergaji kaki dia tu... ish xleh nk bayangkan
ReplyDeleteNgeri kan... Tapi nak sambung nyawa dia rela...
Deletesgt ngeri...
Deleteehhh pesta apa la dok buat atas bukit tu...
Entahlah... Pesta BBQ agaknye... Hi hi hi...
DeleteSS tak tido lagi ka?
ReplyDeletePoyi tido laa Cik Zarul Farhana... Pas exam boleh sambung... He He He...
DeleteAlamak sanggup gergaji kaki.. tak leh bayangkan sakit tu.. kembang tekak dah ni bila terbayangkan darah yg keluar..
ReplyDeleteTak pernah pergi museum yang macam ni. Teringin juga nak menjejakkan kaki ke museum macam ni.
ReplyDeleteDahsyatnye..
ReplyDeletekenangan pahit..
ReplyDeletekt M'sia banyak kereta remuk sbb accident..hehe..boleh tengok kt balai polis..
Hati yg remuk pon byk kat spital... Hi hi hi...
Deletesipbaik masuk free. kalo tidak segalanya nak ribu2 rupiah aje kejenye
ReplyDeleteDahsyat nye kesan gempa bumi tu..xterbayang laa kalau jadi kt kita...kuasa Allah kan...
ReplyDeletesanggup gergaji kaki semata2 nak hidup ... ngeri nak membayangkan ...
ReplyDeletedugaan kalo kat indonesia gini pula ujiannya. Allah jua tahu apa yang terbaik.. tapi memang menyayat hati kalo bencana2 alam ni.. yg kat hotel tu.. dtg nak jalan2 ttb gempa..
ReplyDeletetuler... aiks... berani pulak orang hotel tu bagunkan hotel tu kat tempat yang same... huhu..
Deletetakut bace kisah dorang ni.. mm...
ReplyDeleteAl fatihah semua mangsa yang telah terkorban...
ReplyDeletemesti trauma ...